Mengurai Tinnitus: Memahami Bunyi Berdenging di Telinga Anda

Mengurai Tinnitus: Memahami Bunyi Berdenging di Telinga Anda

Mar 20, 2023

Tinnitus terjadi ketika Anda mengalami bunyi berdenging atau suara lainnya di satu atau kedua telinga Anda, seperti berdenging, berdengung, mendesis, bersiul, mendengung, atau suara lainnya. Bunyi yang Anda dengar saat mengalami tinnitus tidak disebabkan oleh suara eksternal, dan orang lain yang berdiri di samping Anda biasanya tidak dapat mendengarnya. Ini adalah salah satu kondisi kesehatan paling umum di dunia, mempengaruhi antara 15% hingga 20% dari populasi global. Tingkat keparahan tinnitus dapat bervariasi dari mengganggu ringan hingga sangat mengganggu. Ini adalah masalah umum yang dapat memengaruhi orang dari segala usia, dan bisa bersifat sementara atau kronis.

Penyebab dasar tinnitus belum sepenuhnya dipahami, tetapi diduga melibatkan perubahan dalam sistem pendengaran, termasuk saraf pendengaran, batang otak, dan pusat pendengaran tingkat lebih tinggi di otak. Tinnitus dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk paparan suara keras, penurunan pendengaran terkait usia, infeksi telinga, cedera kepala atau leher, beberapa jenis obat, dan kondisi medis lainnya.

Gejala Tinnitus

Signs of Tinnitus @ SOUNDLIFE Hearing CenterTinnitus sering digambarkan sebagai bunyi berdenging di telinga, meskipun tidak ada suara eksternal yang ada. Bunyi yang mungkin Anda dengar termasuk:

  • berdengungh
  • klik
  • mendesis
  • mendengung
  • berdenging
  • gemuruh

Bunyi tersebut mungkin konstan atau datang dan pergi. Jenis dan intensitas bunyi bervariasi dari orang ke orang. Bunyi bisa berfrekuensi tinggi, dalam, berfrekuensi rendah, atau bahkan berubah menjadi nada tertentu.

Apa yang Menyebabkan Tinnitus?

Jawaban singkatnya adalah kita belum sepenuhnya yakin, tetapi tinnitus sering disebabkan oleh kerusakan pada sel rambut di telinga dalam, yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan mendengar frekuensi tertentu. Hal ini dapat menyebabkan otak mengkompensasi dengan menghasilkan suara khayalan yang terkait dengan tinnitus. Namun, kita juga tahu bahwa tinnitus telah dikaitkan dengan berbagai kondisi kesehatan, termasuk namun tidak terbatas pada:

  • Penurunan pendengaran terkait usia
  • Cedera otak traumatik
  • Cedera pada telinga
  • Infeksi virus yang parah
  • Tekanan darah tinggi
  • Paparan suara berkekerasan
  • Migrain

Tinnitus dapat berkembang pada orang dari segala usia dan latar belakang. Orang yang lebih tua atau yang sering terpapar suara keras, seperti suara konstruksi, letusan senjata, musik keras, berisiko lebih tinggi. Beberapa obat juga dapat menyebabkan tinnitus sebagai efek samping. Bunyi berdering yang tidak diinginkan kadang-kadang dapat hilang ketika penggunaan obat dihentikan. Namun, menghentikan penggunaan obat tanpa berkonsultasi dengan dokter dapat berbahaya, jadi pastikan untuk berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter jika Anda berpikir obat mungkin menjadi penyebab tinnitus Anda.

Anda juga mungkin mengalami tinnitus akibat infeksi telinga atau penyumbatan saluran telinga. Infeksi telinga disebabkan oleh virus atau bakteri yang menyebabkan penumpukan cairan di gendang telinga. Akibatnya, Anda mungkin mengalami rasa sakit dan pembengkakan, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen. Demikian pula, telinga Anda juga dapat tersumbat oleh kotoran, debu, atau benda asing lainnya. Semua kemungkinan ini akan menyebabkan peningkatan tekanan di area yang terbatas ini, yang menyebabkan tinnitus.

Apakah Tinnitus Dapat Diobati?

Saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan tinnitus, tetapi berbagai pengobatan dan strategi dapat membantu mengelola kondisi ini dan mengurangi dampaknya pada kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa pengobatan yang paling umum:

  • Terapi Suara:
    Terapi suara adalah pendekatan pengobatan yang bertujuan untuk mengurangi tinnitus dengan menggunakan suara eksternal untuk mengelola suara khayalan yang terkait dengan tinnitus. Terapi suara dapat memiliki berbagai bentuk, termasuk suara putih, musik, atau suara alam, dan dapat disampaikan melalui berbagai perangkat seperti mesin suara, alat bantu dengar, atau aplikasi smartphone. Tujuan dari terapi suara adalah memberikan suara latar yang menenangkan dan mengalihkan perhatian, sehingga kontras antara tinnitus dan keheningan sekitarnya berkurang, membuat tinnitus menjadi kurang terasa.

  • Terapi Perilaku Kognitif (CBT):
    Terapi Perilaku Kognitif atau Inggrisnya Cognitive-Behavioral Therapy, adalah jenis terapi bicara yang dapat membantu mengurangi tinnitus dengan menangani pikiran negatif dan emosi yang dapat memperburuk gejala tinnitus. Tujuannya adalah mengidentifikasi pola pikir negatif dan mengembangkan strategi untuk mengelola pikiran dan emosi yang terkait, sehingga membantu orang untuk mengubah reaksi mereka terhadap tinnitus. Ini dapat mencakup teknik relaksasi, restrukturisasi kognitif, dan terapi paparan.

  • Obat-obatan:
    Meskipun belum ada obat yang dirancang khusus untuk menyembuhkan tinnitus, beberapa obat dapat membantu mengurangi gejala tinnitus, seperti antidepresan, obat anti-kecemasan, dan beberapa jenis antikonvulsan. Misalnya, obat yang meningkatkan aliran darah, seperti vasodilator, juga dapat membantu dalam kasus-kasus di mana tinnitus disebabkan oleh sirkulasi darah yang buruk.

  • Alat Bantu Dengar:
    Ketika otak menerima sedikit masukan suara karena gangguan pendengaran, otak dapat menghasilkan suara sendiri sebagai kompensasi, menyebabkan tinnitus. Dengan memperkuat suara eksternal melalui alat bantu dengar, individu dapat mengurangi kontras antara tinnitus dan lingkungan suara sekitarnya. Ini dapat membantu mengurangi persepsi tinnitus dan membuatnya kurang terasa. Beberapa alat bantu dengar modern juga menawarkan fitur khusus yang dirancang untuk mengatasi tinnitus, seperti suara putih atau opsi terapi suara lainnya.

  • Terapi Latihan Ulang Tinnitus (TRT):
    Terapi Latihan Ulang Tinnitus (Tinnitus Retraining Therapy/TRT) adalah jenis terapi yang menggabungkan terapi suara dan konseling untuk membantu individu dengan tinnitus membiasakan diri dengan suara tersebut dan mengurangi persepsinya. Terapi ini menggunakan perangkat yang memainkan suara atau musik dengan tingkat kebisingan rendah, yang disesuaikan dengan frekuensi dan kekuatan tinnitus individu untuk mengurangi kontras antara tinnitus dan lingkungan suara sekitarnya. Perangkat ini dipakai selama beberapa jam sehari, dan seiring waktu, otak belajar untuk mempersepsikan tinnitus sebagai suara latar, bukan suara yang mengganggu.

  • Perubahan Gaya Hidup:
    Dengan mengurangi paparan suara keras, mengelola stres melalui olahraga dan teknik relaksasi, menghindari zat stimulan seperti kafein dan alkohol, mendapatkan tidur yang cukup, dan menjaga pola makan yang sehat, individu dapat membantu mengurangi keparahan gejala tinnitus mereka. Perubahan gaya hidup ini juga dapat melengkapi pendekatan pengobatan lainnya, seperti obat-obatan, terapi suara, atau konseling.

Tinnitus bisa menjadi kondisi yang mengganggu dan membuat merasa terisolasi, tetapi hidup dengan tinnitus adalah mungkin. Dengan pengelolaan yang tepat dan dukungan, banyak orang dengan tinnitus dapat menjalani kehidupan dengan baik dan menjalankan aktivitas sehari-hari. Penting bagi individu yang mengalami tinnitus untuk mencari evaluasi medis dan pengobatan, serta dukungan dari keluarga dan teman-teman.

Bagaimana Hubungan Antara Gangguan Pendengaran dan Tinnitus?

Sebenarnya, tinnitus adalah gejala umum dari gangguan pendengaran. Ketika terjadi gangguan pendengaran, otak mungkin mengkompensasi kurangnya masukan suara dengan menghasilkan suara sendiri, yang mengakibatkan tinnitus.

Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penuaan, paparan suara keras, infeksi telinga, dan beberapa jenis obat. Tergantung pada tingkat keparahan gangguan pendengaran, otak dapat menghasilkan tinnitus sebagai kompensasi atas penurunan masukan suara.

Demikian pula, tinnitus juga dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Ketika tinnitus sangat parah, dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk mendengar suara eksternal dengan jelas. Ini terutama terjadi ketika tinnitus berhubungan dengan penurunan pendengaran yang signifikan.

Karena hubungan yang erat antara gangguan pendengaran dan tinnitus, penting untuk mencari evaluasi medis jika Anda mengalami salah satu atau keduanya. Dengan diagnosis yang akurat dan pengelolaan yang tepat, dokter dapat membantu merancang rencana perawatan yang sesuai untuk mengatasi gejala Anda.