Seiring bertambahnya usia, wajar jika tubuh mengalami beberapa kerusakan. Salah satu kondisi terkait usia yang paling umum adalah gangguan pendengaran. Jika tidak diobati, kondisi pendengaran ini dapat membuat sulit bagi orang lanjut usia untuk memahami ucapan, berpartisipasi dalam aktivitas sosial yang dapat menyebabkan isolasi sosial, depresi, dan dampak kesehatan negatif lainnya.
Presbikusis, atau gangguan pendengaran terkait usia, adalah penurunan pendengaran yang terjadi secara bertahap dan progresif sebagai akibat dari penuaan. Ini terutama mempengaruhi kemampuan mendengar suara berfrekuensi tinggi, sehingga sulit untuk memahami ucapan dan membedakan suara tertentu. Jenis gangguan pendengaran ini seringkali terkait dengan adanya kerusakan alami pada sel-sel indra di dalam telinga bagian dalam dan perubahan pada jalur pendengaran yang mengirimkan sinyal suara ke otak.
Penyebab Presbikusis
Meskipun penyebab presbikusis belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa faktor yang berkontribusi pada perkembangannya. Beberapa faktor tersebut meliputi:
- Perubahan Terkait Usia: Saat bertambahnya usia, struktur telinga bagian dalam, termasuk sel rambut yang bertanggung jawab mengubah getaran suara menjadi sinyal listrik, menjadi kurang efisien dan dapat mengalami penurunan seiring waktu.
- Genetika: Faktor genetik dapat memainkan peran dalam menentukan rentan seseorang terhadap gangguan pendengaran terkait usia. Jika ada riwayat keluarga presbikusis, kemungkinan mengembangkan kondisi ini dapat lebih tinggi.f presbycusis, the chances of developing the condition may be higher.
- Paparan Suara Keras: Paparan suara keras dalam jangka waktu yang lama sepanjang hidup seseorang dapat merusak struktur telinga bagian dalam yang sensitif dan berkontribusi pada gangguan pendengaran.
- Kondisi Medis: Beberapa kondisi medis, seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan tekanan darah tinggi, dapat meningkatkan risiko mengembangkan presbikusis.
Faktor Risiko Gangguan Pendengaran Terkait Usia
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan sekitar satu dari tiga orang berusia antara 65 hingga 74 tahun mengalami gangguan pendengaran dalam beberapa tingkat, dan angka ini meningkat menjadi hampir setengah dari populasi di atas usia 75 tahun.
Meskipun penyebab presbikusis belum sepenuhnya dipahami, berikut adalah faktor risiko yang paling umum:
- Penuaan: Seiring bertambahnya usia, sel-sel rambut kecil di dalam telinga bagian dalam yang bertanggung jawab mengirimkan sinyal suara ke otak dapat rusak dan mati, menyebabkan gangguan pendengaran.
- Jenis Kelamin: Pria lebih cenderung mengalami gangguan pendengaran terkait usia daripada wanita. Sebuah studi menemukan bahwa pria memiliki risiko 1,5 kali lebih tinggi mengalami gangguan pendengaran daripada wanita. Hal ini mungkin disebabkan oleh kombinasi faktor, termasuk paparan suara keras di tempat kerja dan perbedaan genetik.
- Genetika: Gangguan pendengaran dapat berjalan dalam keluarga. Mereka yang memiliki riwayat keluarga gangguan pendengaran mungkin lebih berisiko mengembangkan presbikusis.
- Paparan Suara Keras: Orang yang sering terpapar suara keras tanpa perlindungan pendengaran, baik melalui pekerjaan atau kegiatan rekreasi, dapat merusak sel rambut yang sensitif di dalam telinga bagian dalam yang bertanggung jawab mengirimkan suara ke otak. Mereka yang secara rutin menghadiri konser, mendengarkan musik keras dengan menggunakan headphone juga berisiko lebih tinggi mengalami presbikusis awal.
- Merokok: Bahan kimia dalam rokok dapat merusak sel rambut yang sensitif di dalam telinga bagian dalam, menyebabkan gangguan pendengaran permanen.
- Kondisi Medis: Beberapa kondisi medis, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular, dapat mempengaruhi aliran darah ke telinga, yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
- Nutrisi Kurang: Koklea adalah bagian dari telinga bagian dalam yang bertanggung jawab mengirimkan sinyal suara ke otak. Ia membutuhkan gizi yang baik untuk berfungsi secara efektif. Gizi yang buruk dapat menyebabkan kerusakan pada koklea, yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
- Obat-Obatan Ototoksik: Antibiotik dan obat kemoterapi dapat meningkatkan risiko presbikusis dengan menyebabkan stres oksidatif dalam tubuh. Stres oksidatif terjadi ketika terdapat ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan kerusakan sel, termasuk kerusakan pada sel rambut di dalam telinga bagian dalam. Penting untuk dicatat bahwa tidak semua obat memiliki efek toksik terhadap telinga.
Tanda dan Gejala Gangguan Pendengaran pada Lansia
Berikut adalah beberapa gejala umum gangguan pendengaran terkait usia:
- Meminta orang untuk mengulangi ucapan atau berbicara dengan suara yang lebih keras.
- Menghindari situasi sosial karena kesulitan mendengar.
- Kesulitan mendengar suara wanita atau anak-anak.
- Kesulitan memahami ucapan, terutama dalam lingkungan berisik.
- Merasa orang berbicara dengan lantang atau tidak jelas sebagian besar waktu.
- Merasa suara teredam atau terdistorsi.
- Salah paham atau salah menafsirkan percakapan.
- Tinnitus, atau berdengung di telinga.
- Menaikkan volume televisi atau radio.
- Kesulitan mendengar suara berfrekuensi tinggi, seperti telepon berdering atau bel pintu.
Diagnosis dan Pilihan Pengobatan untuk Presbikusis
Jika Anda mencurigai memiliki presbikusis, penting untuk berkonsultasi dengan profesional perawatan pendengaran untuk evaluasi komprehensif. Mereka akan melakukan berbagai tes, termasuk tes pendengaran, untuk menilai sejauh mana dan jenis gangguan pendengaran yang Anda alami. Berdasarkan hasilnya, mereka akan merekomendasikan pilihan pengobatan yang sesuai, yang mungkin meliputi:
- Alat Bantu Dengar: Ini adalah perangkat elektronik kecil yang menguatkan suara, sehingga lebih mudah didengar. Alat bantu dengar modern tersedia dalam berbagai gaya dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu.
- Pendukung Alat Bantu Dengar: Perangkat ini dirancang untuk meningkatkan situasi mendengar tertentu, seperti loop pendengaran, sistem FM, atau aksesori yang kompatibel dengan Bluetooth yang terhubung ke televisi atau smartphone.
- Strategi Komunikasi: Belajar teknik komunikasi yang efektif, seperti menggunakan petunjuk visual atau membaca gerakan bibir, dapat membantu meningkatkan pemahaman dalam lingkungan mendengar yang menantang.
- Implan Koklea: Pada kasus gangguan pendengaran parah di mana alat bantu dengar tidak memberikan manfaat setelah 6 bulan percobaan, implantasi koklea mungkin dipertimbangkan. Perangkat ini melewati bagian telinga bagian dalam yang rusak dan merangsang saraf pendengaran secara langsung.
Jika Anda atau orang yang Anda sayangi mengalami gejala-gejala ini, penting untuk berkonsultasi dengan ahli pendengaran untuk mengevaluasi tingkat dan jenis gangguan pendengaran. Intervensi dini dapat meningkatkan komunikasi, meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan, dan mengurangi risiko isolasi sosial dan depresi.