Gangguan pendengaran tidak hanya tentang kehilangan suara; Kondisi medis memengaruhi bagaimana otak kita berfungsi. Penurunan stimulasi auditori memicu perubahan neurobiologis yang berpotensi memengaruhi fungsi kognitif. Kemampuan otak untuk memproses suara erat kaitannya dengan operasinya secara keseluruhan, menunjukkan adaptabilitas otak kita. Dua proses menarik, Cross-Modal Plasticity dan Cortical Resource Allocation, memainkan peran kunci dalam adaptasi ini.
Pemahaman Gangguan Pendengaran Bertahap
Banyak individu mengalami gangguan pendengaran bertahap, di mana nada rendah lebih terdengar daripada nada tinggi. Hal ini seringkali menyebabkan kesulitan memahami percakapan, terutama di lingkungan berisik. Beberapa orang menghindari penggunaan teknologi pendengaran karena stigma ketinggalan zaman atau adanya kekhawatiran mengenai perangkat baru.
Cross-Modal Plasticity: Ketangguhan Otak
Ketika gangguan pendengaran terjadi, korteks auditori, yang bertanggung jawab untuk memproses suara, kekurangan stimulasi yang memadai. Sebagai respons, sistem fungsional lain, seperti penglihatan, merekrut area ini untuk memproses inputnya sendiri. Bahkan dalam gangguan pendengaran ringan, studi menunjukkan bahwa korteks auditori aktif bekerja pada stimuli visual. Penyesuaian ini, yang disebut Cross-Modal Plasticity, dapat menyebabkan kesulitan dalam memahami percakapan di lingkungan berisik. Ini bukan hanya tentang kehilangan kemampuan mendengar nada tinggi; otak melakukan reorganisasi karena kurangnya stimulasi suara.
Cortical Resource Allocation: Pergeseran Prioritas
Pada kasus gangguan pendengaran ringan, Cortical Resource Allocation ikut berperan. Aktivitas korteks auditori menurun, sementara aktivitas lobus frontal meningkat selama tugas pendengaran. Area frontal dan pre-frontal, yang penting untuk memori kerja dan fungsi eksekutif, mengalami tekanan dengan gangguan pendengaran, menyebabkan "pendengaran berusaha." Ini, pada gilirannya, mengurangi kemampuan lobus frontal untuk mengingat percakapan setelah selesai.
Hubungan Antara Gangguan Pendengaran dan Fungsi Kognitif
Penurunan stimulasi auditori memicu perubahan neurobiologis yang berpotensi memengaruhi fungsi kognitif. Gangguan pendengaran berat yang tidak diobati meningkatkan risiko demensia lima kali lipat. Orang dewasa dengan gangguan pendengaran yang tidak diobati mengalami penurunan kognitif 3,2 tahun lebih awal. Pasien demensia dengan gangguan pendengaran berat yang tidak diobati mengalami penurunan kognitif 30-40% lebih cepat.
Langkah Pertama Menuju Pendengaran yang Lebih Baik
Alat bantu dengar dikenal dapat mencegah, menunda, atau melambatkan penurunan kognitif. Selain mengatasi perubahan otak, alat bantu dengar juga dapat meningkatkan keterlibatan sosial, mengurangi gejala depresi, dan memperbaiki hubungan. Ini berdampak positif pada kualitas hidup dan hubungan baik pasien maupun orang yang mereka cintai. Jadi, jika Anda kesulitan memahami percakapan, terutama di kerumunan, pertimbangkan untuk mengunjungi pusat pendengaran setempat.
Jangan menunda untuk meningkatkan kemampuan mendengar Anda jika Anda mengalami gangguan pendengaran. Jelajahi berbagai opsi yang tersedia dan terkesan dengan kemajuan teknologi pendengaran modern. Alat bantu dengar tersedia dalam berbagai gaya, warna, dan fitur – mulai dari desain hampir tidak terlihat hingga yang canggih yang disinkronkan dengan ponsel Anda. Di SOUNDLIFE, kami mengundang Anda untuk mencoba alat bantu dengar kami selama 10 hari tanpa kewajiban untuk membelinya.